Translate

Minggu, 29 Juli 2012

Profil Nara Shikamaru

Shikamaru Nara (奈良シカマル)



Shikamaru Nara Karakter dalam manga Naruto
Debut: manga chapter 34 anime episode 1
Pengisi suara (versi bahasa Jepang): Shotaro Morikubo Nobutoshi Canna (episode 141 ke atas)
Profil Desa asal: Konohagakure
Jenis kelamin: Pria
Tingkatan ninja: Part I: Genin Part II: Chuunin
Hari ulang tahun: 22 September
Umur: Part I: 12-13 Part II: 15-16
 Golongan darah: AB
Warna mata: Hitam
Warna rambut: Hitam
Berat badan: Part I: 42 kg Part II: 53,4 kg
Tinggi badan: Part I: 150-152 cm Part II: 170 cm
Klan: Nara
Keluarga Ayah: Shikaku Nara Ibu: Yoshino Nara
Rekan Tim: Tim Asuma Tim Pencarian Sasuke Nijuu Shoutai
Guru/pembimbing: Asuma Sarutobi
Sahabat: Naruto Uzumaki, Asuma Sarutobi, Choji Akimichi, Ino Yamanaka
Keahlian Jutsu: . Formasi Ino-Shika-Chō . Kagemane no Jutsu . Kagemane Shuriken no Jutsu . Kage Nui no Jutsu . Kage Kubi Shibari no Jutsu . Kageyose no Jutsu


latar belakang 

Shikamaru Nara (奈良シカマル) adalah salah satu tokoh protagonis dalam serial manga dan anime Naruto. “Shika” berarti rusa dan “maru” bisa berarti “lingkaran” atau “berkembang dengan baik” tetapi biasa digunakan sebagai nama anak lelaki. Nara juga adalah salah satu nama prefektur dan kota di Jepang yang memiliki taman dengan banyak rusa. Latar belakang Shikamaru adalah seorang anak dari klan Nara yang seangkatan dengan Naruto. Dia sangat pemalas, tetapi baik hati. Dia bersama Naruto, Kiba, dan Chouji sering ditegur oleh guru Iruka Umino. Sesungguhnya Shikamaru adalah anak yang pintar. Tingkat kecerdasannya (IQ) mampu mencapai 200. Kekurangannya adalah gemar tidur siang sambil memandangi awan daripada berlatih ninjutsu. Chouji bahkan berkata bahwa Shikamaru bisa saja melebihi Sasuke. Setelah lulus dari akademi, dia satu kelompok bersama Chouji dan Ino di bawah bimbingan Asuma. Dia menyebut dirinya sendiri sebagai “penakut nomor satu” dan “paling jago melarikan diri,” padahal dia hanya tidak ingin menggunakan kekuatannya dan malas berurusan dengan orang, apalagi mempertaruhkan nyawa. Shikamaru tidak mempunyai cita-cita yang tinggi, dia hanya ingin menjadi ninja biasa. Ia berharap agar menikah dengan perempuan yang tidak cantik tetapi juga tidak jelek, lalu punya dua orang anak. Ia juga berharap agar anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, sedangkan anak keduanya laki-laki. Dan ia berencana setelah anak pertamanya menikah, dia akan pensiun dari dunia ninja untuk terjun ke bidang pertanian. Di Ujian Chuunin, dia bertemu dengan Temari. Walaupun begitu, sepertinya terjalin hubungan aneh di antara keduanya. Ia pernah mengatakan bahwa Temari adalah gadis yang manis saat misi pengejaran Sasuke. Sebagai pemimpin tim, dia sangatlah cocok karena dapat berpikir cepat dan logis. Kelebihannya satu ini seringkali menyelamatkan dirinya dan teman-temannya dari kematian. Dia juga sangat menggemari shogi, dan acap kali menang bermain melawan Asuma. Dia adalah satu-satunya shinobi yang naik menjadi chuunin di ujian kali ini. [sunting] Karakteristik Shikamaru berambut lurus dan diikat keatas, seperti samurai. Rambutnya hitam dan bagian dahinya dibiarkan terbuka.memakai anting dikedua telinganya. Pelindung kepala yang dipasang di lengan bagian kirinya. Wajahnya sangat mencirikan dirinya, pemalas dan cuek. Setelah ujian chuunin, dia mengenakan jaket pelindung dari desa sebagai pengganti jaketnya yang lama. Dia mengenakan celana 3/4 berwarna hijau. Setelah naruto II, dia mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang berwarna hitam. Dia tidak begitu tinggi, hampir seperti Naruto. [sunting] Kemampuan Shikamaru memiliki kelebihan di bidang strategi dan taktik. Hal ini tak lain karena dia memiliki IQ diatas 200 (genius). Kecerdasannya hanya bisa dilampaui oleh Kakashi. Bahkan Kakashi pun dibuat heran dengan kecepatannya dalam menyusun strategi. Kegeniusannya Shikamaru dibuktikan ketika dia berhasil menjebak Temari, Tayuya, bahkan anggota Akatsuki yang terkenal hebat dan sadis,Hidan dan Kakuzu. Meski kekuatan /chakra yang dimilikinya tidak sekuat teman-temannya, namun dengan kecerdasannya dia bisa membalikkan keadaan genting seperti apapun menjadi kemenangan gemilang. Ini juga didukung kemampuan klannya yaitu mengendalikan bayangan. Dengan kemampuannya ini dia bisa menjebak musuh masuk ke perangkapnya dengan kecerdasannya. Hanya saja dia kurang berlatih, lebih tepatnya malas, sehingga kemampuannya sebagai shinobi tidak sehebat naruto atau neji, hanya saja, ia selalu melatih kemampuan menyusun strateginya melalui Shogi, atau catur Jepang bersama Asuma yang mengaku selalu kalah, walaupun saat ini Shikamaru bermain dengan Shikaku, ayahnya.

Askep Diabetes Mellitus


DIABETES MELLITUS


A.    Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B.     Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
  1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
  2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
  3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
  4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C.    Etiologi
  1. Diabetes tipe I:
a.       Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b.      Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c.       Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
  1. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a.       Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b.      Obesitas
c.       Riwayat keluarga
 
 
E.     Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1.     Katarak                                               
2.     Glaukoma
3.     Retinopati
4.     Gatal seluruh badan
5.     Pruritus Vulvae
6.     Infeksi bakteri kulit
7.     Infeksi jamur di kulit
8.     Dermatopati
9.     Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
F.      Pemeriksaan Penunjang
  1. Glukosa darah sewaktu
  2. Kadar glukosa darah puasa
  3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
-          Plasma vena
-          Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
-          Plasma vena
-          Darah kapiler


< 100
<80


<110
<90


100-200
80-200


110-120
90-110


>200
>200


>126
>110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1.      Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2.      Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3.      Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

G.     Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1.      Diet
2.      Latihan
3.      Pemantauan
4.      Terapi (jika diperlukan)
5.      Pendidikan 
  

H. Pengkajian
§  Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
§  Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
§  Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

§  Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
§  Integritas Ego
Stress, ansietas
§  Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
§  Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
§  Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
§  Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
§  Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
§  Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I.        Masalah Keperawatan
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
  2. Kekurangan volume cairan
  3. Gangguan integritas kulit
  4. Resiko terjadi injury

J.       Intervensi
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
      Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
§  Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
§  Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
§  Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
§  Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
§  Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
§  Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
§  Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
§  Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
§  Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
§  Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
§  Kolaborasi dengan ahli diet.

  1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :
§  Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
§  Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
§  Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
§  Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
§  Pantau masukan dan pengeluaran
§  Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
§  Catat hal-hal  seperti mual, muntah dan distensi lambung.
§  Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
§  Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

  1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
      Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan    penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
§  Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
§  Kaji tanda vital
§  Kaji adanya nyeri
§  Lakukan perawatan luka
§  Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
§  Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.



  1. Resiko terjadi injury berhubungan dengan  penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
§  Hindarkan lantai yang licin.
§  Gunakan bed yang rendah.
§  Orientasikan klien dengan ruangan.
§  Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
§  Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi





DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal,  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002






Nara Clan

Klan Nara (Nara Ichizoku) atau keluarga Nara terkenal dengan manipulasi mereka bayang-bayang dan senang merawat rusa, yang berada di area besar hutan klan Nara. Mereka sudah menyimpan sebuah buku dengan persiapan obat dan efek untuk generasi yang menyiratkan mereka terampil di bidang kedokteran. Di antara obat yang diuraikan dalam buku ini adalah pil rahasia yang digunakan oleh klan Akimichi.

Meskipun dianggap jenius, orang-orang dari keluarga ini cenderung menjadi malas dan sulit untuk termotivasi. Ironisnya, mereka cenderung tertarik pada perempuan sombong. Namun, tampaknya ada faktor lain juga. Orang-orang dari Klan Nara sangat menghargai perempuan, dan sebagai hasilnya, rela tunduk kepada pasangan perempuan mereka. Shikaku Nara mengatakan anaknya “Tanpa wanita, laki-laki tidak dapat dilahirkan”.

Klan Nara tampaknya memiliki hubungan khusus dengan klan Akimichi dan klan Yamanaka. Setidaknya dua generasi, anggota dari tiga keluarga telah membentuk sebuah trio “Ino-Shika-Cho”, dinamai bagian pertama dari nama anggota. Contoh Anggota keluarga Nara adalah “Shikamaru” dan yg diambil “Shika” . “Ino”, “Shika” dan “Cho” adalah nama dari tiga kartu yang diperlukan untuk sebuah trik yang sangat berharga dari “Inoshikachō” di Hanafuda.
Dalam anime, klan Nara memiliki laboratorium penelitian dengan kelimpahan obat-obatan disimpan di dalamnya. Hal ini terletak jauh di pegunungan, dan tentunya memiliki sedikit keamanan.

Anggota Klan:
Nara Shikamaru
Nara Shikaku
Nara Yoshino
Nara Shikakecol (pengennya :)...)


Jutsu-jutsu klan Nara:


1. Kage Mane no Jutsu – Shadow Possession Technique

Kage Mane no Jutsu adalah teknik yang dikembangkan oleh klan Nara. Tujuan awal dari teknik ini adalah untuk membantu penundaan pengejaran bisa dibilang untuk teknik agar tidak terkejar oleh musuh . Setelah membentuk segel tangan, anggota klan dapat memanipulasi bayangan mereka sepanjang permukaan apapun. Dengan menggunakan bayangan terdekat mereka dapat lebih memperluas jangkauan bayangan mereka, namun memiliki keterbatasan lama penggunaannya. teknik ini memerlukan banyak chakra. Saat bayangan mencapai target, target tidak bisa bergerak dan akan bergerak mengikuti gerakan dari si pengguna jutsu. Sehingga si pengguna bisa dengan mudah membunuh targetnya tsb.




2. Kage Kubi Shibari no Jutsu – Shadow Neck Bind Technique

Kage Kubi Shibari no Jutsu adalah teknik yang dikembangkan oleh klan Nara. Untuk melakukan teknik anggota klan pertama akan mengikat target dengan menggunakan Kage Mane no Jutsu teknik. Setelah target tidak dapat bergerak lagi, mereka membentuk segel tangan untuk memulai teknik ini. Anggota klan menggunakan bayangan mereka untuk membentuk sebuah tangan yang akan merayap ke tubuh lawan mereka kearah leher mereka. Setelah tangan mencapai leher, tangan tsb akan mencekik leher si korban hingga mati. Namun, anggota klan perlu berhati-hati, Jika target memiliki banyak chakra, mereka bisa terlepas dari jutsu tsb..



3. Kage Nui – Shadow Sewing

Kage Nui adalah teknik yang dikembangkan oleh klan Nara. Untuk melakukan teknik Keisuke, pertama akan membentuk handseal yang diperlukan untuk memperpanjang bayangannya. Keisuke kemudian akan merubah segel tangan untuk tiba-tiba mengeluarkan bayangan yang muncul dari tanah berbentuk cambuk-cambuk yang cukup kuat untuk mengalahkan lawan.



4. Kage Yose no Jutsu – Shadow Gathering Technique

Kage Yose no Jutsu adalah teknik yang dikembangkan oleh klan Nara. Teknik ini memanfaatkan bayangan cambuk dari jutsu  Kage Nui untuk memperpanjang dari jutsu Kage Kubi Shibari yang terikat pada tubuh. Bayangan ini memiliki kemampuan untuk menarik obyek terhadap orang yang terikat oleh jutsu Kage Kubi Shibari. Bayangan itu sendiri dapat meregang sekitar sepuluh meter dan dikatakan bisa menyeret sekitar tiga puluh kilogram. jutsu ini tidak boleh dianggap enteng dan harus digunakan sebagai upaya terakhir, karena tekanan luar biasa yang melewati tubuh.



5. Demonic Illusion – Stakes of Death

Demonic Illusion adalah teknik genjutsu yang digunakan oleh klan Nara, Nara Keisuke. Setelah membentuk segel tangan yang dibutuhkan, Keisuke akan hilang dan muncul ke targetnya. Setelah sekitar 4m-5m jauh dari sasarannya, seratus jarum ungu akan bangkit dari bayang-bayang di sekitar daerah tersebut. Sebagaimana kemunculan jarum, bayangan Keisuke akan mulai bergerak ke arah lawannya meniru teknik Kage Mane. Setelah lawan ditangkap oleh teknik Kage Mane jarum akan mulai menembak ke arah lawan. Sekali ilusi membuat mereka percaya bahwa mereka tertusuk jarum ini, Keisuke akan muncul di belakang lawan dan menusuk lawan dengan sebuah kunai.



6. Shadow Conversion Technique

Shadow Conversion Jutsu adalah teknik genjutsu yang dikembangkan oleh anggota klan Nara, Nara Keisuke. Untuk melakukan teknik Keisuke Nara pertama akan mengikat lawannya menggunakan Kage Mane no Jutsu teknik. Setelah target tidak dapat bergerak lagi, Keisuke akan melakukan segel tangan yang dibutuhkan untuk memulai teknik ini. Setelah teknik diaktifkan lawan Keisuke akan mengeluarkan bayangannya sendiri dan bayangannya itu akan memakan dirinya sendiri. jutsu ini berlangsung selama kira-kira empat tahap dan jika lawan memiliki jumlah chakra tersisa sedikit, mereka akan pada sadar setelah genjutsu berakhir.



7. True Shadow Clone Jutsu

Jutsu ini merupakan kombinasi dari teknik bayangan ( Kagemane no Jutsu ) dan Shadow Clone Jutsu. Dengan menggunakan kombinasi dari chakra Shikamaru dan bayangan sendiri dia bisa meniru dirinya dan semua jutsunya. klon ini dapat menahan kerusakan lebih dari sekedar clone biasa karena tidak hancur dengan satu pukulan keras. klon nya juga bisa mengeluarkan jutsu, tetapi hanya dapat melakukan jika Shikamaru memberikan chakra yang cukup. klon tersebut tidak memiliki kelemahan namun agak lemah jika terkena sinar matahari langsung, hanya dapat melakukan lebih jutsu yang sulit saat Shikamaru memberikan chakra yang cukup, dan memiliki waktu terbatas sampai dapat kembali ke bentuk bayangan itu. Jika bayangan tidak kembali dalam waktu 30 menit, klon tsb akan mati.

8. Shadow Disappear Jutsu

Sebuah teknik yang unik dari klan Nara. pengguna akan menghilang ke dalam bayangan obyek di dekatnya (tidak bisa dari bayangan mereka sendiri). kemudian dapat melakukan perjalanan ke bayangan lain baik untuk melarikan diri atau muncul di belakang sasaran mereka dan membunuh mereka. Teknik yang hebat saat digabungkan Silent Homicide Technique jutsu